By : Yuli Kurniati, S. Pd.
(Guru Bahasa
Indonesia SDIT Harapan Mulia)
Objek emansipasi wanita kiranya tak pernah
absen dibicarakan oleh seluruh umat manusia dibelahan dunia manapun, termasuk
Indonesia. Objek ini berisi tentang kesamaan gender kesetaraan derajat antara kaum wanita
dengan kaum pria dan kebebasan wanita dalam pembangunan di bidang apapun. Bagi Negara Indonesia,
emansipasi wanita terekspose saat hari kelahiran R.A. Kartini
yaitu pada tanggal 21 April. Pada tanggal 21 April tersebut diperingati
secara nasional untuk mengenang perjuangan R.A.
Kartini dalam menyetarakan hak antara kaum pria dengan wanita. Lalu
apakah yang dimaksud dengan emansipasi wanita itu? Menurut KBBI, emansipasi berarti pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak
di berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita
dengan kaum pria). Dalam perkembangannya, emansipasi bisa diartikan
kesamaan gender bukan menyalahi kodrat, tapi gender yang dimaksud
yaitu hak antara kaum pria dan wanita sama. Dalam pandangan Islam, wanita adalah
makhluk ciptaan Allah SWT yang mulia, tapi mengapa saat era R.A. Kartini semua
perempuan pribumi yang berumur 12 tahun ke atas dipingit dan dilarang sekolah
serta melakukan hal-hal seperti kaum pria. Hal inilah yang menggugah R.A. Kartini
untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia berpikir perempuan pribumi
masih dalam radar status sosial yang rendah.
Usaha-usaha R.A. Kartini dalam meningkatkan kecerdasan
untuk bangasa Indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana
pendidikan dengan tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan
atau rakyat biasa. Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu
saja karya-karya beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita
tidak boleh ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan
rakyat untuk berpikir, tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan. Maka
berbahagialah wanita Indonesia atas perjuangan R.A. Kartini dan sangat tepat
bila tanggal kelahiran beliau, tanggal 21 April bangsa Indonesia
memperingatinya dengan kegiatan-kegiatan yang menampilkan karya-karya nyata di
segala bidang untuk bangsa Indonesia tercinta dengan tidak mengesampingkan kodratnya
sebagai kaum ibu dan pendamping suami sekaligus pendidik pertama dan utama bagi
generasi bangsa masa depan.
Bagi
Negara Indonesia, objek emansipasi wanita mencuat saat hari kelahiran R.A. Kartini yaitu pada tanggal 21 April. Kita memperingatinya
setiap tahun secara nasional. Hal ini sebagai
bentuk penghargaan kepada RA.Kartini yang telah memperjuangkan kaumnya untuk memperoleh hak sebagaimana kaum pria.
Perjuangannya ini mengangkat harkat dan martabat wanita Indonesia. Sebagai bukti
perjuangan beliau hampir semua bidang di situ terdapat kaum wanita. Di bidang Kesehatan,
Seni,Hiburan, Pariwisata, Pendidikan, Penyiaran, Keamanan, bahkan dunia politik
kita sekarang 30 persennya adalah kaum wanita. Dengan kata lain di negeri ini, masih hidup
Kartini-Kartini di bidangnya masing-masing
Emansipasi
wanita yang dipelopori oleh R.A. Kartini bermakna besar bagi bangsa Indonesia,
karena para wanita turut memajukan nama harum bangsa Indonesia. Sekarang wanita
dapat mengenyam pendidikan layaknya kaum pria, bahkan bisa terbang ke negeri seberang
hanya untuk bersekolah. Banyak wanita yang menjadi pemimpin. Contohnya yaitu Ibu
Megawati. Beliau adalah Presiden RI yang ke-5. Yang
mendorong ia menjadi pemimpin yaitu pikiran cerdas yang dimilikinya. Ia
bersekolah dahulu sebelum menjadi presiden, supaya ilmu yang ia punya cukup sebagai
seorang pemimpin sebuah negara. Dengan bersekolah, ilmu yang ia punya semakin
banyak. Tentu ia bersekolah dengan kaum pria. Dalam dunia pendidikan sekarang, tak pandang
bulu. Sekarang, yang namanya penduduk miskin khususnya yang perempuan, sekolah saja
dibiayai oleh negara. Karena kegigihan R.A. Kartini itulah, para wanita mampu bersaing
dengan kaum pria di berbagai bidang. Tak hanya politik saja, pendidikan pun juga.
Dunia pendidikan semakin maju ketika banyak wanita yang berhasil dalam pendidikannya.
Banyak yang tetap eksis di dunia pendidikan maupun bidang lainnya. Menurut ilmu Jawa,
wanita itu dikatakan sebagai wani ditata
harus diubah menjadi “wani
ditata sekaligus wani nata“ . Dalam artian ini, apabila wanita tersebut mengenyam
pendidikan, ia akan lebih bisa menata kariernya. Implementasi emansipasi wanita
dalam dunia pendidikan berarti banyak. Menurut beberapa penelitian bahwa penduduk, di Indonesia jumlah penduduk wanita lebih banyak
daripada prianya. Harkat dan martabat seorang wanita akan bertambah jika ia
bersekolah. Dengan bersekolah wanita lebih mandiri baik secara pribadi dan ekonomi
sehingga tingkat ketergantungan rendah, dapat membantu suami
mencari nafkah. Implikasinya dapat lebih menghargai suami dalam hal mencari nafkah.
Semua
karir berawal dari pendidikan, jika mereka tidak mengenyam dunia pendidikan,
mereka tidak akan mempunyai karier seperti sekarang ini. Guru adalah salah satu Kartini
masa kini di bidang pendidikan. Mereka mengajarkan berbagai ilmu kepada anak didiknya.
Bidang pendidikan merupakan akar dari bidang pembangunan yang lainnya. Untuk jadi
anggota legislatif perlu ilmu. Ilmu dapat diperoleh dengan berinteraksi dengan
sumber belajar baik melalui pendidikan formal di sekolah maupun
informal di keluarga maupun non formal di masyarakat. Kesemuanya berkontribusi dalam
pendewasaan diri manusia baik pria maupun wanita. Sebagai misal untuk menduduki
jabatan Presiden dipersyaratkan ilmu secara otomatis perolehannya dengan belajar. Pasal 31 UUD 1945 berbunyi “Setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan“ maksudnya
yang berhak mendapatkan pendidikan setiap warga negara Indonesia bukan jenis kelamin
tertentu. Jadi amanat UUD, tepatnya pasal 31 adalah mengakomodir dari
cita-cita perjuangan R.A. Kartini.
“Hidup itu akan indah dan berbahagia apabila dalam
kegelapan kita melihat cahaya terang”. Sepotong kalimat yang
diucapkan R.A. Kartini semasa hidupnya ini mampu memberikan arti dan spirit
tersendiri dalam perjuangan meraih persamaan dan kesetaraan gender atau disebut
juga emansipasi. R.A Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat
tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya.
Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya
dari belenggu diskriminasi. Para wanita kini
disamakan gendernya dengan kaum pria. Sudah tidak ada kesenjangan antara kaum pria dan wanita. Saat
ini, para wanita bebas untuk menempuh pendidikan sampai pendidikan tinggi
sebagaimana kaum pria. Kaum wanita sekarang bebas berkarya
dan berkompetisi dengan kaum pria sesuai keahliannya. Di samping bebas berkompetisi
dalam segala bidang, wanita merupakan guru dan pendidik manusia muda. Ia bukan
diciptakan dari tulang ubun untuk dipuji-puji, dan bukan dari tulang kaki. Ia diciptakan
bukan untuk diinjak-injak dan dihinakan, tetapi tercipta dari tulang
rusuk Adam, untuk disetarakan haknya dengan pria.
Emansipasi
wanita sangat berpengaruh pada pembangunan negeri kita. Arus globalisasi
berabanding lurus dengan bertambahnya ruang gerak untuk menyampaikan aspirasinya,
termasuk kaum wanita. Seorang wanita perlu mengenyam pendidikan tinggi, agar
dapat menggapai cita-citanya setinggi langit, dapat meniti karier
sebagaimana yang dicita-citakan. Jika perlu dapat bersaing dengan kaum pria. Berkat
emansipasi wanita, kini para wanita sudah terangkat derajatnya, bahkan dalam
bidang tertentu dapat melebihi kaum pria. Namun kaum pria bukanlah rival (saingan) bagi kaum wanita, tetapi keduanya diciptakan untuk saling
melengkapi. Karena di belakang pria yang sukses selalu ada wanita yang hebat, demikian
sebaliknya. Secara tidak langsung dia sudah megikuti radar emansipasi wanita. Berkat
emansipasi wanita, kini kehidupan kaum wanita tidak lagi sebatas tembok
rumah. Sekarang mereka dapat melalang buana untuk menuntut ilmu
dan mencari pekerjaan. Pendidik kita pertama dan utama adalah seorang wanita
hebat, yang disebut Ibu. Secara materi
belum tentu beliau melaksanakan emansipasi wanita, namun secara praktek beliau sudah
melaksanakannya. Pendidikan pertama dari keluarga adalah pembentukan karakter. Emansipasi
wanita di dalam dunia pendidikan belum tentu seperti guru,dosen, tutor, dan jabatan
tinggi lainnya. Seorang wanita yang sudah menjadi ibu, ia telah meneruskan perjuangan R.A. Kartini, dia mendidik anak-anaknya untuk menjadi generasi bangsa yang bermartabat,
berpendidikan, dan berguna bagi nusa dan bangsa. Ibu juga menentukan kualitas generasinya.
Roh emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A. Kartini,
kaum wanita hendaknya memperoleh hak dan perlakuan yang sama untuk memperoleh
pendidikan dengan kaum pria agar dapat membantu mencari nafkah keluarganya dan
dapat menghargai dan menjaga harta suaminya kelak. Wanita diciptakan dari tulang rusuk sehingga perlu
diperlakukan setara dengan kaum pria. Wanita harus berilmu karena kelak akan
menjadi pendidik pertama dan utama bagi generasi bangsa. Jika
kaum wanitanya kuat maka bangsa itu kuat. Antara wanita dan pria diciptakan untuk saling
mendukung dan memotivasi. Dibalik kesuksesan seorang pria ada wanita yang hebat dan
sebaliknya. Pasal 31 UUD 1945 merupakan buah dari perjuangan R.A. Kartini tentang Emansipasi Wanita.
Inilah perjuangan R.A. Kartini yang telah
berhasil memposisikan kaum wanita di tempat yang layak, yang mengangkat derajat
wanita dari tempat gelap ke tempat yang terang benderang, sesuai dengan karya
tulis beliau yang terkenal, yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Makna
dari ini semua adalah “Carilah ilmu hai
kaum wanita sampai ke negeri Cina, jadilah agen-agen perubahan di bidang
ekonomi, sosial, politik dan pendidikan Jadilah Kartini-Kartini di bidang
kalian masing-masing”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar