Oleh Shinta Sofaria, S.Pd.
Setiap mendengar
kata ibu, pasti kita akan langsung terbayang satu kasih sayang yang mengharukan
bahkan akan membuat kita langsung melinangkan air mata. Dialah ibu kita, dengan perjuangan dan
pengorbanannya telah melahirkan dan membesarkan kita tanpa pamrih yang takkan
pernah mampu terbalaskan. Dari kecil
kita dirawat, dimanja, dididik dengan menguras segala tenaganya yang juga sekaligus
bertugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga.Satu hal yang pasti
tertanam dihati kita bahwa tidak ada satupun yang dapat menggantikan posisi
seorang ibu, begitu juga dengan kasih sayang yang telah ia berikan.
I B U ....
Coba kita renungkan apa yang sudah kita
berikan untuk membahagiakan beliau? Mungkin hanya sebagian dari kita yang
menyadarinya. Sudahkah kita berbuat baik
dan berbakti yang sepantasnya kepada ibu kita dengan segala kasih sayang dan
pengorbanan? Semakin waktu berjalan bahkan kita terkadang lupa untuk membagi
waktu kepadanya. Disaat ibu menunggu
kabar kita, bahkan kita sibuk dengan dunia kita sendiri. Padahal dalam Al Qur’an Allah SWT telah
menjelaskan:“Kami perintahkan
kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdo’a: “ Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridhai. Berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang beserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf : 15)
Dari ayat di atas
menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua,
terutama kepada ibu yang telah bersusah payah mengandung dan melahirkan kita.
Bahkan dalam sabda Rasulullah SAW juga menyebutkan:“Seseorang datang
kepada Rasulullah SAW dan berkata: “Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus
berbakti pertama kali? Nabi Muhammad SAW menjawab, ‘ibumu!’ Dan orang tersebut
kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi? Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa
lagi?’Beliau menjawab, ‘ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, Kemudian siapa
lagi? Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari No. 5971 dan Muslim No. 2548)
Dari Hadist di atas
menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang kita kepada seorang ibu itu bahkan
tiga kali lipat dibandingkan dengan seorang ayah. Hal inilah yang seharusnya menjadi dasar bagi
kita agar bisa lebih menghormati dan menghargai pengorbanan seorang ibu.
Maka dari itu sebagai
salah satu upaya untuk mengingat besarnya pengorbanan dan perjuangan yang telah
dilakukan seorang ibu, secara nasional ditetapkan setiap tanggal 22 desember diperingati
sebagai Hari Ibu.
Jika kita kembali
ke sejarah, tepatnya tanggal 22 s/d 25 Desember 1928 bertempat di Yogyakarta,
para pejuang wanita Indonesia dari jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul
untuk mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I.
Pada Kongres
Perempuan Indonesia I yang menjadi agenda mengenai persatuan perempuan
Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan
dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu
dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan dan lain sebagainya. Secara resmi
tanggal 22 Desember ditetapkan oleh sebagai hari ibu adalah setelah Presiden
Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22
Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.
Pada awalnya
peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para
perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Misi itulah yang tercermin menjadi semangat
kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja
bersama, akan tetapi peringatan Hari Ibu
di Indonesia saat ini lebih kepada ungkapan rasa sayang dan terima kasih kepada
para ibu serta memuji semua pengorbanan
dan perjuangan para ibu. Bahkan juga
diadakan berbagai kegiatan pada Hari Ibu sebagai kado istimewa untuk para
ibu. Begitu juga dalam lingkungan
keluarga terdapat juga suatu kejutan misalnya para anak-anak dan suami sengaja
membebas tugaskan ibunya dari kegiatan rumah tangga sehari-hari di hari
peringatan Hari Ibu tersebut.
Peringatan Hari ibu
ini juga sabagai pengingat bahwa kita harus selalu mengenang semua pengorbanan
dan perjuangan para ibu namun terlepas dari peringatan Hari Ibu ini, kita
sebagai anak-anak bangsa sudah sepatutnya menghargai dan menghormati semua yang
telah diperjuangkan para ibu setiap hari bahkan sepanjang waktu. Semoga kita semua selalu mencintai dan
berbakti kepada kedua orang tua kita, terutama kepada Ibu.
Terima kasih IBU...