oleh : Sri Wahyuni, S.Pd.
Tugas pendidik atau guru adalah
mempersiapkan generasi bangsa agar mampu menjalani kehidupan dengan
sebaik-baiknya dikemudian hari sebagai khalifah Allah di bumi. Dalam
menjalankan tugas ini pendidikan berupaya mengembangkan potensi (fitrah) sebagai
anugerah Allah yang tersimpan dalam diri anak, baik yang bersifat jasmaniah
maupun ruhaniah, melalui pembelajaran sebuah pengetahuan, kecakapan, dan
pengalaman berguna bagi hidupnya. Dengan demikian pendidikan yang pada
hakekatnya adalah untuk memanusiawikan manusia memiliki arti penting bagi
kehidupan anak. Hanya pendidikan yang efektif yang mampu meningkatkan kualitas
hidup dan mengantarkan anak survive dalam hidupnya.
Peranan guru sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain sebagai nara sumber guru juga merupakan pembimbing dan pengayom bagi para murid yang ada dalam suatu kelompok belajar. hal tersebut sesuai dengan ungkapan T. Rustandy (1996 : 71) yang mengatakan bahwa : Guru memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran, memiliki karakter dan kepribadian masing-masing yang tercermin dalam tingkah laku pada waktu pelaksanaan proses pembelajaran. Pola tingkah laku guru dalam proses pembelajaran biasanya ditiru oleh siswa dalam perjalanan hidup sehari-hari, baik di lingkungan keluarga ataupun masyarakat, karena setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Keragaman kecakapan dan kepribadian ini mempengaruhi terhadap situasi yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Kesulitan
belajar yang menjadi salah satu masalah belajar siswa tidak selalu disebabkan
oleh faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga
disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi, dengan demikian IQ yang tinggi
belum tentu menjamin keberhasilan seorang siswa dalam belajar.
Selain
sebagai pengajar, guru Sekolah Dasar juga diharapkan
mampu menjadi seorang pembimbing. Bimbingan dan
pelayanan guru akan membantu siswa dalam mengembangkan kebiasaan
belajar yang baik untuk dapat menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan.
Kesulitan belajar merupakan masalah yang cukup kompleks dan sering membuat
orang tua bingung mencari penyelesaiannya. Kesulitan belajar banyak ditemukan
pada anak usia sekolah. Pola belajar anak, memang dibentuk saat disekolah dasar.
Sesuai dengan masanya ia mengalami perkembangan mental dan pembentukkan
karakternya. Dimasa kini anak tidak hanya belajar menghitung, membaca, atau
menghafal pengetahuan umum, tapi juga belajar tentang tanggung jawab, skala
nilai moral, skala nilai prioritas dalam kegiatannya
Secara garis besar, faktor penyebab timbulnya
kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni faktor intern siswa dan faktor
ekstern siswa :
a.
Faktor intern siswa
Faktor internal
adalah penyebab kesulitan belajar yang berasal dari individu siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau
kekurangmampuan psiko fisik siswa, yakni:
- Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas inteligensi siswa.
- Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap.
- Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran.
b.Faktor eksternal
Faktor
eksternal yaitu penyebab kesulitan belajar yang berasal dari luar diri siswa
seperti: kondisi belajar yang tidak kondusif, beratnya beban belajar, dan lain
sebagainya.
Cara mengatasi kesulitan
belajar :
1. Tempat duduk siswa
Anak
yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi
tempat duduk bagian depan. Mereka akan dapat melihat tulisan di papan tulis
lebih jelas. Begitu pula dalam mendengar semua informasi belajar yang diucapkan
oleh guru.
2. Gangguan kesehatan
Anak
yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan
tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga
lainnya.
3. Program remedial
Siswa
yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu
ditolong dengan melaksanakan program remedial. Teknik program remedial dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Di antaranya adalah mengulang kembali bahan pelajaran
yang belum dikuasai, memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain
sebagainya.
4. Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan
alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup
membantu siswa yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Boleh jadi
kesulitan belajar itu timbul karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga
sulit dipahami siswa.
5. Suasana belajar menyenangkan
Selain
itu yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana belajar kondusif. Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan
membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran.
6. Motivasi orang tua di rumah
Anak yang mengalami
kesulitan belajar perlu mendapat perhatian orang tua dan anggota keluarganya.
Peran orang tua sangat penting untuk memberikan motivasi ekstrinsik dan
intrinsik agar anak mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Selain itu juga orang tua perlu memperhatikan kesehatan tubuh anak dengan memberikan makanan dan miniman yang bergizi disertai dengan suplemen pembangun tubuh yang cukup.
Selain itu juga orang tua perlu memperhatikan kesehatan tubuh anak dengan memberikan makanan dan miniman yang bergizi disertai dengan suplemen pembangun tubuh yang cukup.