Sekolah Islam Terpadu Harapan Mulia Palembang

Jumat, 29 April 2016

MEMBENTUK KARAKTER SISWA DENGAN PENGAJARAN SASTRA ANAK





By : Sukmawati, S.Pd
(Guru Bahasa Indonesia SDIT Harapan Mulia Palembang)

Sastra mempunyai hubungan erat dengan penalaran dan pikiran anak-anak. Semakin anak terampil berbahasa, maka akan terampil pula mereka berfikir. Sastra mempunyai peranan penting dalam perkembangan kepribadian anak. Tokoh-tokoh dalam karya sastra secara tidak sadar akan mendorong atau mempengaruhi anak-anak mengendalikan berbagai emosi.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), watak diartikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah lakunya. Padanan watak, menurut KBBI adalah budi pekerti dan tabiat. Karakter atau watak seseorang, selain bawaan sejak lahir (genetik), juga terbentuk oleh pendidikan, sejak pendidikan di dalam keluarga sampai di sekolah, serta pengaruh nilai-nilai yang beredar dalam masyarakat dan lingkungan yang menumbuhkannya. Karena setiap orang memiliki bawaan genetik yang berbeda, serta tumbuh dalam lingkungan pendidikan dan pergaulan yang relatif  berbeda, maka tumbuh pula karakter-karakter tertentu yang melekat pada sosok-sosok pribadi yang unik. 



Menurut Panuti Sudjiman (1989:68) sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keartistika, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Lebih jauh lagi  Sapardi (1979:1) memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial. Sebagaimana menurut Piaget dalam Pateda (1988) dalam usahanya mencari hubungan antara bahasa dan pikiran anak, mengemukakan pendapat bahwa perkembangan bahasa dan penggunaannya oleh anak tercermin dalam perkembangan mentalnya. Persepsi anak dan lingkungan sosialnya memegang peranan penting dalam kehidupan anak. 


Pembacaan Puisi M. Naufal Muzakki, siswa SDIT Harapan Mulia
Pengajaran sastra, menjadi tumpuan yang sangat vital. Jika kita gagal membentuk karakter yang positif dan unggul pada diri siswa, bisa-bisa masa depan bangsa ini akan semakin terpuruk, kehilangan harapan, atau kehilangan kepribadian dan gampang dijajah oleh bangsa lain. Pengajaran sastra di sekolah, seperti lazimnya kita ketahui, biasanya mencangkup pantun, puisi, drama dan prosa. Sedangkan contoh kongkret dari hasil karya sastra yang biasa kita jumpai dalam pembelajaran adalah sebuah cerpen, novel dan lain-lain.


Dalam hal ini, pembelajaran sastra berperan dalam mengasah kecerdasan emosional dan pola pikir siswa. Mengapa demikian? Karena saat membaca novel, secara tidak langsung, siswa ikut beradaptasi dengan alur cerita di dalam novel tersebut. Misalnya saja ketika cerita di dalam novel tengah menyajikan bagian-bagian yang menyedihkan, maka siswa akan terangsang untuk ikut berempati kepada tokoh yang sedang mengalami kesedihan. 


Karya sastra yang hadir yang diperuntukan untuk anak menurut Nurgiyantoro (2005:35-41) memberikan beberapa konstribusi pada anak. Konstribusi tersebut terkait dengan kejiwaan atau karakter anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sastra anak memiliki konstribusi yang besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju kedewasaan sebagai manusia yang memiliki jati diri yang jelas. Siswa yang banyak “melahap” bacaan sastra akan memiliki pola pikir yang berbeda jika dibandingkan dengan siswa yang hanya “mengendus” bacaan sastra. Siswa yang banyak membaca sastra (cerpen/novel) akan terbiasa dengan pola pikir “out of the box”.


Pikiran-pikiran inovatif dan ide-ide kreatif akan muncul seiring berkembangnya imajinasi terhadap suatu permasalahan. Paradigma berpikir “out of the box” akan menguntungkan bagi siswa. Bukan hanya dalam hal akademik, melainkan juga dalam hal-hal non-akademik. Pola pikir seperti itu membuat siswa cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka hadapi.
Pembacaan Puisi Gelegar Bryan Harist, siswa SMPIT Harapan Mulia


Selain dapat mengolah dan mengendalikan emosi dengan baik, efek positif yang didapat oleh siswa adalah dapat memiliki hubungan sosial yang berkualitas. Menurut Aristoteles, manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan berinteraksi menjadi kebutuhan bagi setiap manusia. Kekuatan sastra yang dahsyat mampu mengubah moralitas dan karakter manusia ke dalam persepsi kehidupan yang berbeda. Sejarah menuliskan bagaimana sosok seorang Umar bin Khotob yang punya kepribadian keras akhirnya luluh dalam basuhan sejuknya kekuatan sastra ayat-ayat Al-Quran. Goresan luka dari tajamnya pedang takkan bisa membuatnya menangis. Hantaman pukulan dari algojo dan ancaman pembunuhan tidak sedikit pun membuatnya merinding ketakutan.

Betapa pentingnya sastra hingga Umar bin Khotob pernah mengingatkan, “Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, maka kau sedang mengajarkan keberanian pada mereka!”. Sungguh sangat beralasan jika negara-negara maju sudah menjadikan sastra sebagai alat untuk membendung moralitas anak-anak muda. Para pendidik di negara-negara maju sudah menyadari bahwa sastra mempunyai kekuatan besar yang sanggup merasuk ke hati pelajar, sehingga moralitas mereka juga bisa tertata. Ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan sastra dengan yang tidak. Siswa yang diajarkan sastra hampir tidak berperilaku negatif seperti perkelahian dan melakukan kejahatan kriminal. Sastra ternyata mampu menata etika mereka dengan budi pekerti yang baik.
 
Dengan membaca karya sastra, anak-anak juga akan mampu menyadari dan memahami perasaan-perasaan yang beranekaragam yang dimainkan orang serta mengenali konsep-konsep perbedaan pandangan pada manusia. Bahkan, sastra dapat memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan baru dalam menyikapi masalah. Dalam perkembangan nya, ternyata sastra anak-anak dapat menunjang perkembangan bahasa (memberikan penambahan kosa kata baru dan logika bahasa atau merangkai kata), kognitif (memberikan pengalaman dan perkembangan daya piker anak-anak kea rah yang lebih baik), personalitas (mengembangkan kepribadian anak dalam menyikapi kehidupan), dan sosial (menjadikan anak lebih peka dalam memasuki lingkungan yang telah ada atau lingkungan yang baru sehingga anak mampu bersosialisasi dengan baik) untuk mencari inspirasi. 


Pada hakikatnya setiap orang terutama anak-anak senang sastra
Pada hakikatnya semua orang senang dan butuh sastra, terlebih anak yang sedang berada dalam masa peka untuk memperoleh, memupuk, dan mengembangkan berbagai aspek kehidupan yang begitu kompleks. Anak-anak sering menanyakan atau bercerita tentang hal-hal baru saja ia alamai dan ia lihat. Jika belum mendapat jawaban, anak terus meminta kita untuk menjelaskan atau menceritakannya sambil bertanya hal-hal yang didengarnya. Keadaan seperti ini menandakan bahwa anak membutuhkan sastra dalam salah satu bentuk apresiasi dan pertumbuhannya. Sastra merupakan sarana yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan infornasi bagi anak.


Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menciptakan pembelajaran suatu karya yang menyenangkan untuk anak adalah:

  1. Mengajak siswa keluar kelas, ke taman atau kebun terdekat. Cara ini dapat dicoba untuk mengajar menulis puisi. Para siswa dapat diperkenalkan dengan berbagai fenomena alam yang puitis, seperti gerak daun jatuh, desir suara angin atau kepak sayap kupu-kupu yang berpindah-pindah. Siswa dapat diminta untuk menuliskan fenomena alam dengan baris-baris puitis.
  2. Dalam pembelajaran puisi, dapat dilakukan dengan menayangkan dulu video penyair terkenal sedang membaca puisi, menghadirkan deklamator terkenal ke depan kelas dengan berbagai model penyajian puisi yang langsung melibatkan anak.
  3. Belajar di luar ruang juga dapat dipilih untuk mengajarkan menulis cerpen, misalnya ke kantin, taman, kebun, sehingga siswa bisa mengamati dan memilih potret kehidupan yang dilihatnya. Misalnya seorang anak penyemir sepatu, lalu diminta membayangkan anak itu rajin bekerja untuk mengobati ibunya. Siswa bisa mengembangkan daya imajinasinya menjadi cerita pendek.
  4. Dalam mengajarkan apresiasi sastra,  misalnya membahas puisi, cerpen atau novel, bisa saja siswa diajak ke suatu tempat untuk mendiskusikannya secara santai dan terbuka.
  5. Setelah semua langkah-langkah di atas sudah dilalui, barulah siswa dapat dikumpulkan di kelas, diberi pengetahuan sastra untuk memperluas pengetahuan anak ke teori dan sejarah sastra yang diperlukan.

Pelatihan dan pengenalan sastra di SDIT Harapan Mulia Palembang

Joyful Learning dalam mempelajari sastra di SDIT Harapan Mulia Palembang

Kamis, 21 April 2016

KELEBIHAN BAHASA ARAB DIBANDING BAHASA LAIN DI DUNIA



Oleh: Yuri Dullah, S.Pd.I
(Koodinator B.T.A & Tahfidz Sekolah Islam Terpadu Harapan Mulia)




Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 
Pada postingan kali ini, saya akan coba mengangkat tema 5 kelebihan bahasa Arab di banding bahasa lain. Postingan ini saya tulis untuk meningkatkan motivasi belajar anak-anak kita untuk belajar dan menyukai bahasa Arab. Nah, mengapa kita perlu mengangkat tema ini, selain untuk motivasi belajar anak anak kita, setidaknya berikut 5 kelebihan bahasa Arab di banding bahasa lain, ini saya kutip dari sumber buku sintaksis Bahasa Dr. Thoyib I.M. 5 Kelebihan itu adalah :

1. Bahasa Arab termasuk Bahasa Semit
Bahasa di kawasan Jazirah Arab dikategorikan sebagai rumpun bahasa Semit (Semit Linguistic Families). Di kawasan ini ada beberapa bahasa yang pernah eksis seperti bahasa Akkadia atau babilonia, Asiria, Aramaik, Syiria, Madain, Nabaten, Samaritan, Yahudi, Palmira, Polinesia, Yahudi Injil, Sabak atau Himyar, dan Arab. Namun, sampai saat ini yang tetap eksis hanyalah bahasa Arab baik yaang di pakai lisan atau pun tulisan

2. Bahasa Resmi 24 Negara
Kelebihan bahasa Arab di bandingkan bahasa lainnya juga tercermin dari dijadikannya bahasa Arab sebagai bahasa Ibu bagi 24 negara yang tergabung dalam liga Arab di Asia Barat  dan Afrika Utara bahkan hingga berpengaruh luas ke bahasa Persi, Turki, Urdu, Melayu, Husa dan Sawahili. Juga bahasa arab termsuk dalam 6 bahasa resmi dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Selain itu, bahasa Arab termasuk bahasa satu miliyar umat Islam. Kenapa? Karena bahasa Arab di jadikan sebagai mata pelajaran padaribuan sekolah di luar dunia  Arab termasuk Indonesia. Saat ini, mayoritas sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar (SD/MI) hingga tingkat atas (SMA/MAN) sudah memiliki pelajaran bahasa Arab di sekolahnya. Hal ini menunjukkan jika bahasa Arab itu PENTING.

Prakarya Kaligrafi Arab dari kaca oleh siswa-siswi SMPIT Harapan Mulia
3. Bahasa Al-Qur’an
Tak dipungkiri lagi jika bahasa Arab di anggap sebagai bahasa suci karena menjadi bagian bahasa Integral dari al-Qur’an. Hal ini sudah jelas di dalam al-Qur’an Q.S. Al-Zukhruf : 3 yang menjelaskan tentang al-Qur’an di turunkan dengan bahasa Arab dan pada Q.S. al-Ahqaf  : 12 yang menjelaskan tentang cita rasa bahasa Arab.


 4. Bahasa Suci

Jika dibandingan bahasa lain, bahasa Arab dinobatkan sebagai bahasa ibadah karena bahasa Arab digunakan dalam praktek ibadah seperti sholat. Sholat tidak sah jika menggunakan selain bahasa Arab yang telah diajarkan sesuai syara' dan fiqih ibadah. Seorang muslim setidaknya harus menghafal Surat Al-Fatihah yang berbahasa Arab yang menjadi salah satu syarat sah shalat.

5. Bahasa Berusia Tua
Bahasa Arab termasuk bahasa “tua” . Harusnya jika melihat usia bahasa yang setara dengan bahasa Arab, maka bahasa Arab sudah “mati”. Namun, karena bahasa ini banyak di pakai oleh orang-orang timur tengah sebagai bahasa sehari-hari dan bahasa perdagangan. Selain itu juga bahasa ini bertahan karena adanya al-Qur’an yang diturunkan Allah melalui Rosul-Rosulnya yang di ungkapkan dalam bahasa Arab dan di tulis dengan bahasa Arab pula

Manasik Haji SDIT Harapan Mulia
Jadi, sudah semakin jelas kan kenapa kita harus menyukai bahasa arab dan harus mempelajarinya? Bagi yang sudah mempelajarinya maka silahkan terus dikembangkan dan jangan lupa di praktekkan. Bagi  yang belum sempat mempelajarinya, maka sampai kapan membiarkan anak-anak kita lupa dan terlena terhadap  bahasa asing lain? Jadi gemari dan pelajari lah Bahasa Arab.






 Akhirnya, sampai jumpa dipostingan selanjutnya. 



Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

PLAY GROUP, TK, SD dan SMPIT HARAPAN MULIA PALEMBANG
Keputusan Tepat Bagi Orang Tua Bijak
Let's Join Us :
Jl. Dr. Wahidin No 3-4 Talang Semut, Palembang
Telp. 0711 311388 (Play Group dan TK)
Telp. 0711 358239 (SD)
Telp. 0711 318688 (SMP)

Emansipasi Wanita dalam Dunia Pendidikan


By : Yuli Kurniati, S. Pd.
(Guru Bahasa Indonesia SDIT Harapan Mulia)


Objek emansipasi wanita kiranya tak pernah absen dibicarakan oleh seluruh umat manusia dibelahan dunia manapun, termasuk Indonesia. Objek ini berisi tentang kesamaan gender kesetaraan derajat antara kaum wanita dengan kaum pria dan kebebasan wanita dalam pembangunan di bidang apapun. Bagi Negara Indonesia, emansipasi wanita terekspose saat hari kelahiran R.A. Kartini yaitu pada tanggal 21 April. Pada tanggal 21 April tersebut diperingati secara nasional untuk mengenang perjuangan R.A. Kartini dalam menyetarakan hak antara kaum pria dengan wanita. Lalu apakah yang dimaksud dengan emansipasi wanita itu? Menurut KBBI, emansipasi berarti pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria). Dalam perkembangannya, emansipasi bisa diartikan kesamaan gender bukan menyalahi kodrat, tapi gender yang dimaksud yaitu hak antara kaum pria dan wanita sama. Dalam pandangan Islam, wanita adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang mulia, tapi mengapa saat era R.A. Kartini semua perempuan pribumi yang berumur 12 tahun ke atas dipingit dan dilarang sekolah serta melakukan hal-hal seperti kaum pria. Hal inilah yang menggugah R.A. Kartini untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia berpikir perempuan pribumi masih dalam radar status sosial yang rendah.

Usaha-usaha R.A. Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk bangasa Indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan dengan tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat biasa. Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja karya-karya beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita tidak boleh ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk berpikir, tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan. Maka berbahagialah wanita Indonesia atas perjuangan R.A. Kartini dan sangat tepat bila tanggal kelahiran beliau, tanggal 21 April bangsa Indonesia memperingatinya dengan kegiatan-kegiatan yang menampilkan karya-karya nyata di segala bidang untuk bangsa Indonesia tercinta dengan tidak mengesampingkan kodratnya sebagai kaum ibu dan pendamping suami sekaligus pendidik pertama dan utama bagi generasi bangsa masa depan.

Bagi Negara Indonesia, objek emansipasi wanita mencuat saat hari kelahiran R.A. Kartini yaitu pada tanggal 21 April. Kita memperingatinya setiap tahun secara nasional. Hal ini sebagai bentuk penghargaan kepada RA.Kartini yang telah memperjuangkan kaumnya untuk  memperoleh hak sebagaimana kaum pria. Perjuangannya ini mengangkat harkat dan martabat wanita Indonesia. Sebagai bukti perjuangan beliau hampir semua bidang di situ terdapat kaum wanita. Di bidang Kesehatan, Seni,Hiburan, Pariwisata, Pendidikan, Penyiaran, Keamanan, bahkan dunia politik kita sekarang 30 persennya adalah kaum wanita. Dengan kata lain di negeri ini, masih hidup Kartini-Kartini di bidangnya masing-masing

Emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A. Kartini bermakna besar bagi bangsa Indonesia, karena para wanita turut memajukan nama harum bangsa Indonesia. Sekarang wanita dapat mengenyam pendidikan layaknya kaum pria, bahkan bisa terbang ke negeri seberang hanya untuk bersekolah. Banyak wanita yang menjadi pemimpin. Contohnya yaitu Ibu Megawati. Beliau adalah Presiden RI yang ke-5. Yang mendorong ia menjadi pemimpin yaitu pikiran cerdas yang dimilikinya. Ia bersekolah dahulu sebelum menjadi presiden, supaya ilmu yang ia punya cukup sebagai seorang pemimpin sebuah negara. Dengan bersekolah, ilmu yang ia punya semakin banyak. Tentu ia bersekolah dengan kaum pria. Dalam dunia pendidikan sekarang, tak pandang bulu. Sekarang, yang namanya penduduk miskin khususnya yang perempuan, sekolah saja dibiayai oleh negara. Karena kegigihan R.A. Kartini itulah, para wanita mampu bersaing dengan kaum pria di berbagai bidang. Tak hanya politik saja, pendidikan pun juga. Dunia pendidikan semakin maju ketika banyak wanita yang berhasil dalam pendidikannya. Banyak yang tetap eksis di dunia pendidikan maupun bidang lainnya. Menurut ilmu Jawa, wanita itu dikatakan sebagai wani ditata harus diubah menjadi “wani ditata sekaligus wani nata“ . Dalam artian ini, apabila wanita tersebut mengenyam pendidikan, ia akan lebih bisa menata kariernya. Implementasi emansipasi wanita dalam dunia pendidikan berarti banyak. Menurut beberapa penelitian bahwa penduduk, di Indonesia jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada prianya. Harkat dan martabat seorang wanita akan bertambah jika ia bersekolah. Dengan bersekolah wanita lebih mandiri baik secara pribadi dan ekonomi sehingga tingkat ketergantungan rendah, dapat membantu suami mencari nafkah. Implikasinya dapat lebih menghargai suami dalam hal mencari nafkah.

Semua karir berawal dari pendidikan, jika mereka tidak mengenyam dunia pendidikan, mereka tidak akan mempunyai karier seperti sekarang ini. Guru adalah salah satu Kartini masa kini di bidang pendidikan. Mereka mengajarkan berbagai ilmu kepada anak didiknya. Bidang pendidikan merupakan akar dari bidang pembangunan yang lainnya. Untuk jadi anggota legislatif perlu ilmu. Ilmu dapat diperoleh dengan berinteraksi dengan sumber belajar baik melalui pendidikan formal di sekolah maupun informal di keluarga maupun non formal di masyarakat. Kesemuanya berkontribusi dalam pendewasaan diri manusia baik pria maupun wanita. Sebagai misal untuk menduduki jabatan Presiden dipersyaratkan ilmu secara otomatis perolehannya dengan belajar. Pasal 31 UUD 1945 berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan“  maksudnya yang berhak mendapatkan pendidikan setiap warga negara Indonesia bukan jenis kelamin tertentu. Jadi amanat UUD, tepatnya pasal 31 adalah mengakomodir dari cita-cita perjuangan R.A. Kartini.

“Hidup itu akan indah dan berbahagia apabila dalam kegelapan kita melihat cahaya terang”. Sepotong kalimat yang diucapkan R.A. Kartini semasa hidupnya ini mampu memberikan arti dan spirit tersendiri dalam perjuangan meraih persamaan dan kesetaraan gender atau disebut juga emansipasi. R.A Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari belenggu diskriminasi. Para wanita kini disamakan gendernya dengan kaum pria. Sudah tidak ada kesenjangan antara kaum pria dan wanita. Saat ini, para wanita bebas untuk menempuh pendidikan sampai pendidikan tinggi sebagaimana kaum pria. Kaum wanita sekarang bebas berkarya dan berkompetisi dengan kaum pria sesuai keahliannya. Di samping bebas berkompetisi dalam segala bidang, wanita merupakan guru dan pendidik manusia muda. Ia bukan diciptakan dari tulang ubun untuk dipuji-puji, dan bukan dari tulang kaki. Ia diciptakan bukan untuk diinjak-injak dan dihinakan, tetapi tercipta dari tulang rusuk Adam, untuk disetarakan haknya dengan pria.

Emansipasi wanita sangat berpengaruh pada pembangunan negeri kita. Arus globalisasi berabanding lurus dengan bertambahnya ruang gerak untuk menyampaikan aspirasinya, termasuk kaum wanita. Seorang wanita perlu mengenyam pendidikan tinggi, agar dapat menggapai cita-citanya setinggi langit, dapat meniti karier sebagaimana yang dicita-citakan. Jika perlu dapat bersaing dengan kaum pria. Berkat emansipasi wanita, kini para wanita sudah terangkat derajatnya, bahkan dalam bidang tertentu dapat melebihi kaum pria. Namun kaum pria bukanlah rival (saingan) bagi kaum wanita, tetapi keduanya diciptakan untuk saling melengkapi. Karena di belakang pria yang sukses selalu ada wanita yang hebat, demikian sebaliknya. Secara tidak langsung dia sudah megikuti radar emansipasi wanita. Berkat emansipasi wanita, kini kehidupan kaum wanita tidak lagi sebatas tembok rumah. Sekarang mereka dapat melalang buana untuk menuntut ilmu dan mencari pekerjaan. Pendidik kita pertama dan utama adalah seorang wanita hebat, yang disebut Ibu. Secara materi belum tentu beliau melaksanakan emansipasi wanita, namun secara praktek beliau sudah melaksanakannya. Pendidikan pertama dari keluarga adalah pembentukan karakter. Emansipasi wanita di dalam dunia pendidikan belum tentu seperti guru,dosen, tutor, dan jabatan tinggi lainnya. Seorang wanita yang sudah menjadi ibu, ia telah meneruskan perjuangan R.A. Kartini, dia mendidik anak-anaknya untuk menjadi generasi bangsa yang bermartabat, berpendidikan, dan berguna bagi nusa dan bangsa. Ibu juga menentukan kualitas generasinya.

Roh emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A. Kartini, kaum wanita hendaknya memperoleh hak dan perlakuan yang sama untuk memperoleh pendidikan dengan kaum pria agar dapat membantu mencari nafkah keluarganya dan dapat menghargai dan menjaga harta suaminya kelak. Wanita diciptakan dari tulang rusuk sehingga perlu diperlakukan setara dengan kaum pria. Wanita harus berilmu karena kelak akan menjadi pendidik pertama dan utama bagi generasi bangsa. Jika kaum wanitanya kuat maka bangsa itu kuat. Antara wanita dan pria diciptakan untuk saling mendukung dan memotivasi. Dibalik kesuksesan seorang pria ada wanita yang hebat dan sebaliknya. Pasal 31 UUD 1945 merupakan buah dari perjuangan R.A. Kartini tentang Emansipasi Wanita.

          Inilah perjuangan R.A. Kartini yang telah berhasil memposisikan kaum wanita di tempat yang layak, yang mengangkat derajat wanita dari tempat gelap ke tempat yang terang benderang, sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal, yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Makna dari ini semua adalah “Carilah ilmu hai kaum wanita sampai ke negeri Cina, jadilah agen-agen perubahan di bidang ekonomi, sosial, politik dan pendidikan Jadilah Kartini-Kartini di bidang kalian masing-masing”.