Oleh :
Rika Puspita Sari, S.Pd.
Perbuatan baik adalah salah satu dari konsep-konsep kunci di dalam Al-Qur’an . Dalam bahasa Arab, kata kebaikan terdiri dari arti baik dan bermanfaat. Dalam bahasa Arab, kata “ishlah” juga berasal dari akar yang sama. Konsekuensinya di dalam bahasa Indonesia, setiap hal yang dilakukan untuk kebaikan agama, disebut perbuatan baik. Dalam istilah Al-Qur’an, segala hal yang diniatkan untuk mencari keridhaan Allah adalah perbuatan baik.
Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya
Allah tidak akan menzhalimi kebaikan seorang Mukmin, dengan kebaikan itu ia
akan diberi rezeki di dunia dan diberi balasan di akhirat. Adapun orang kafir,
maka dengan kebaikan amal yang ia kerjakan karena Allah, ia diberi rezeki
dunia, sehingga ketika ia memasuki akhirat ia tidak memiliki satu kebaikan pun
yang harus dibalas.” (HR. Muslim)
Ketika kita membaca hadis
diatas, terbentik dalam hati betapa Rahmat Allah selalu tercurah untuk
hamba-hamba yang beriman kepadaNya juga yang tidak beriman kepadaNya. Maka
jadikan itu semua sebagai motivasi untuk kita agar dapat melakukan perbuatan
baik walaupun sekecil apapun. Beramal dengan amalan yang besar atau amalan yang
kecil tetap harus menjadi inspirasi untuk membangun aqidah dan akhlak kita.
Kadang ketika amal kebaikan yang kecil, yang dipandang sebelah mata, sebaliknya
memberi kehormatan besar dan keselamatan bagi kebaikan manusia. “Janganlah
kalian mengganggap remeh satu kebaikan pun. Jika ia tidak mendapatkanya,maka
hendaklah ia ketika menemui saudaranya, ia menemuinya dengan wajah ramah, dan
jika engkau membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka perbanyaklah
kuah dan berikanlah pada tetanggamu dari padanya.” (HR. Tirmidzi)
Janganlah sekali-sekali
mengabaikan kebaikan yang kecil, dan jangan pula memandang kecil keburuan yang
remeh. Firman Allah SWT, “Barangsiapa
mengerjakan kebaikan walau sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan walau sebesar zarrah
pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (Qs. Az-Zalzalah : 7-8).
Maka siapa pun yang ingin menjadi mulia hanya dari kebiasaan kecil dan mudah.
Seperti mengucapkan terima kasih kepada orang lain dan memberikan senyum
ikhlas.
Begitulah Islam menjadikan
aktitas tersenyum sebagai suatu ibadah. Kelihatannya sepele, yakni sekedar
menggerakkan bibir diiringi tatapan mata berbinar hingga orang yang memandang
akan merespon pula dengan sebuah senyuman. Biasakan tersenyum bukan hanya
sebagai basa basi, namun senyum yang dilandasi kecintaan pada Allah SWT, itulah
senyuman indah seorang mukmin yang selalu merindukan surga. Perbuatan-perbuatan
baik kecil sepertin ini dapat menghapus keburukan, berdasarkan firman Allah
SWT, “sesungguhnaya perbuatan yang baik itu menghaspuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk” (Qs. Huud: 114). Ini merupakan karunia
Allah SWT terhadap hamba-hambaNya, karena jika kita kembali kepada hitungan
jumlah, niscaya kebaikan tidak akan menghapuskan keburukan kecuali diadakan
proses timbangan.
Perbuatan seseorang itu
mencerminkan sikap dan kepribadiannya, dengan cara berbuat baik kepada orang
lain maka orang pun akan berperilaku yang sama terhadap kita. Beriman kepada
Allah dan bermanfaat bagi umat manusia adalah suatu kebaikan yang lebih baik
dari yang paling baik. Seseorang yang banyak berbuat kebaikan, maka dia juga
akan mendapatkan teman yang baik.
Sesungguhnya banyak sekali kebaikan di dunia ini, akan tetapi sangat
sedikit yang mau mengamalkannya. Dimata Allah yang paling mulia adalah yang
paling banyak mengingat Allah dan yang paling banyak bekal amal salehnya.
Alangkah baiknya bagi kita agar
selalu menebarkan kebaikan di mana saja kita berada agar hal-hal yang baik
senantiasa menaungi hidup kita. Jadilah manusia yang bermanfaat dan selalu
dikenang karena selalu melakukan hal-hal yang baik semasa hidup. Allah SWT akan
memberikan pahala yang cukup untuk kebaikan kecil kita sebagaimana firman Allah
SWT, “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang
saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala
amalan-amalan mereka, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.”
(Qs. Ali-Imran :57)
Sekecil
apapun kebaikan yang kita lakukan, maka hasilnya pun akan berbuah kebaikan
pula, dan sekecil apapun kejelekan dan kejahatan yang kita tanam dalam
kehidupan ini, hasil yang akan di tuai nantinya adalah kesengsaraan bagi diri
kita sendiri. Maka perbanyaklah berbuat kebajikan selagi kita masih hidup.
Karena suatu saat kebaikan kebaikan yang kita lakukan selama ini, bisa menjadi
penolong kita sendiri. Kita bukanlah buih, karena kita memberi arti “adapun
buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tiada harga nya. Adapun yang memberi
manfaat kepada manusia, ia akan tetap tinggal di bumi” (Qs. Ar Ra’d :17).
Wallahu a’alam.
Kunjungan SDIT Harapan Mulia ke Panti Asuhan sebagai upaya pemberian bantuan sosial |